Mungkin banyak diantara kalian yang bertanya-tanya, “Apakah psikologi pendidikan itu??” Bila saya menjawab, “Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari hal-hal dalam ruang lingkup pendidikan (sekolah).” Setelah itu mungkin Anda akan berpikir, “Apakah psikologi pendidikan itu penting dipelajari?? Bukankah masih banyak lagi ilmu-ilmu yang lebih berharga untuk dipelajari??” Tapi apakah Anda tahu bahwa mutu pendidikan seorang anak itu sangat dipengaruhi oleh proses belajar? Selain itu juga dipengaruhi oleh cara mengajar dari si pendidik. Selanjutnya masih ada motivasi dari si anak sendiri yang akan mempengaruhi mutu pendidikannya dan masih banyak lagi faktor yang lain. Itulah yang akan dibahas dalam psikologi pendidikan ini. Berikut ini akan dibahas sedikit mengenai psikologi pendidikan dan semoga dapat meluruskan pemikiran Anda mengenai psikologi pendidikan ini. Enjoy it!!
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental. Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Adapun tokoh-tokoh perintis munculnya psikologi pendidikan adalah sebagai berikut:
1. William James. Menurutnya sebaiknya kita mulai mengajar anak dari titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan memperluas cakrawala pemikiran anak.
2. John Dewey. Menurut Beliau, anak sebaiknya sebagai pembelajar aktif (bukan hanya diam duduk di kursi sambil mendengarkan. Selanjutnya Beliau menyarankan bahwa pendidikan seharusnya juga difokuskan pada kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan. Selain itu, Beliau mengatakan bahwa semua anak berhak mendapat pendidikan yang selayaknya.
3. E.L. Thorndike. Menurut Beliau, salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak.
Nah, penjelasan tadi adalah sekilas mengenai psikologi pendidikan secara umum. Mulai dari sini, saya akan mulai membahas mengenai topik-topik yang ada dalam psikologi pendidikan.
CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
Agar seorang pendidik bisa mengajar secara efektif, setidaknya dia harus memiliki dua hal utama, yaitu:
1. Pengetahuan dan Keahlian Profesional
- Penguasaan Materi Pelajaran. Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi.
- Strategi Pengajaran. Prinsip Konstruktivisme adalah inti dari filsafat pendidikan William James dan John Dewey. Menurut prinsip ini, guru bukan sekedar memberi informasi ke pikiran anak, akan tetapi guru harus mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung, dan berpikir secara kritis.
- Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Instruksional. Guru yang efektif harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu.
- Keahlian Manajemen Kelas. Guru yang efektif harus mampu membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.
- Keahlian Motivasional. Guru yang efektif selalu mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar.
- Keahlian Komunikasi. Guru yang efektif bisa berkomunikasi dengan baik kepada semua muridnya.
- Bekerja Secara Efektif dengan Murid dari Latar Belakang Kultural yang Berlainan. Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitive terhadap kebutuhan mereka.
- Keahlian Teknologi. Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrasikan computer ke dalam proses belajar di kelas.
2. Komitmen dan Motivasi
Untuk menjadi guru yang efektif, kita juga membutuhkan sebuah komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid.
RISET DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Kita sering mendengar bahwa pengalaman adalah guru yang penting. Dengan kata lain, pengalaman bisa membuat Anda menjadi guru yang efektif. Selain itu, riset yang memberikan informasi yang valid tentang cara terbaik untuk mengajar bisa membuat Anda menjadi guru yang lebih baik. Itulah pentingnya adanya riset dalam psikologi pendidikan.
Riset ilmiah adalah riset objektif, sistematis, dan dapat diuji. Riset ilmiah dilandaskan pada metode ilmiah, sebuah pendekatan yang dapat dipakai untuk menemukan informasi yang akurat. Pendekatan ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu: merumuskan masalah, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, serta merevisi kesimpulan dan teori riset.
Dalam mengumpulkan data/informasi sendiri, ada 3 metode dasar yang dipakai dalam psikologi pendidikan, yaitu:
1. Riset Deskriptif. Bertujuan mengamati dan mencatat perilaku. Biasanya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
- Observasi : melakukan kegiatan pengamatan secara ilmiah untuk hal yang ingin diteliti dan selanjutnya dicatat dengan menggunakan simbol atau ringkasan (bisa juga menggunakan tape recorder dan sebagainya).
- Wawancara dan Kuesioner : mengumpulkan informasi dengan cara bertanya secara langsung.
- Tes Standar : tes dengan prosedur administrasi dan penilaian yang seragam.
- Studi Kasus : kajian mendalam terhadap seorang individu yang sering dipakai ketika terdapat situasi yang unik dalam kehidupan seseorang yang tidak dapat diduplikasi.
- Studi Etnografik : deskripsi mendalam dan interpretasi terhadap perilaku dalam suatu etnis atau kelompok kultural yang melibatkan keterlibatan langsung dengan partisipan.
2. Riset Korelasional. Bertujuan mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua atau lebih kejadian atau karakteristik.
3. Riset Eksperimental. Dengan riset ini ahli psikologi pendidikan bisa menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu perilaku.
Selain itu, ada beberapa jenis rentang waktu riset, yaitu:
1. Riset cross-sectional : riset dimana data dikumpulkan dalam satu waktu.
2. Riset longitudinal : riset dimana individu yang sama dipelajari selama kurun waktu tertentu, biasanya beberapa tahun atau lebih.
Bila tadi kita terus membicarakan riset yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita tentang praktik pendidikan secara umum, maka sekarang kita akan membicarakan mengenai riset yang bertujuan lebih spesifik.
1. Riset Evaluasi Program : riset yang didesain untuk membuat keputusan tentang efektivitas program tertentu.
2. Riset Aksi : riset yang dipakai untuk memecahkan problem sekolah atau kelas tertentu, meningkatkan pengajaran dan strategi pendidikan lainnya, atau untuk membuat keputusan di level tertentu.
3. Guru sebagai Periset : konsep yang menyatakan bahwa guru kelas dapat melakukanriset sendiri untuk meningkatkan mutu praktik pengajaran mereka.
Riset di bidang psikologi pendidikan menghadapi sejumlah tantangan. Kita dapat melihatnya dari berbagai aspek, yaitu:
1. Etika. Ahli psikologi pendidikan harus berhati-hati dalam memastikan kesehatan dan keamanan anak yang berpartisipasi dalam studi riset.
2. Gender. Banyak sekali pakar gender percaya bahwa banyak pendidikan dan riset mengandung bias gender. Periset pendidikan menyatakan bahwa sudah lama perempuan diposisikan di bawah lelaki.
3. Etnis dan Kultur. Kita perlu memasukkan lebih banyak anak dari keluarga etnis yang minoritas dalam riset psikologi pendidikan kita. Secara historis, anak etnis minoritas diabaikan dalam riset atau sekadar dianggap sebagai variasi dari norma atau kelaziman.
Sebagaimana kita tahu, kita hidup di dalam masyarakat yang menghasilkan banyak informasi tentang pendidikan anak di berbagai media. Untuk menghindari informasi-informasi yang keliru, maka kita perlu mengevaluasi informasi dan menjadi konsumen informasi yang bijak tentang Psikologi Pendidikan. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Berhati-hatilah terhadap apa yang dilaporkan di media popular.
2. Ketahuilah cara untuk menghindari diri dari membuat kesimpulan tentang kebutuhan individu berdasarkan riset kelompok.
3. Jangan membuat generalisasi yang berlebihan untuk sampel yang kecil.
4. Berhati-hatilah karena satu studi tunggal tidak menghasilkan kesimpulan final.
5. Ingat bahwa kesimpulan sebab akibat tak bisa diambil dari studi korelasional.
6. Selalu perhatikan sumber informasinya dan evaluasi kredibilitasnya.
Sekian dulu posting dari saya untuk kali ini. Anda dapat mengetahui lebih banyak mengenai psikologi pendidikan dalam posting saya selanjutnya.. Thank you.. ^^
Referensi : Buku “Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua”, John W. Santrock, 2004, University of Texas at Dallas.
Read More..